My Green Leaders

COBA KENALI HUKUM MENCURI—MENCURI RUANG HIDUP BERSAMA

Ilustrasi Mencuri || Sumber : Freepik

Bismillahirrahmanirrahim. Surat ini ditujukan kepadamu, adik-adikku, para pemilih pemula pada pesta demokrasi satu tahun mendatang. Aku akan menyuratimu secara rutin, untuk mengingatkanmu akan hal-hal penting yang perlu kita sadari tentang negara ini dan tugasnya, tentang pemimpin muslim dan misinya. Juga, tentang ancaman menakutkan terhadap hutan-hutan kita, lautan kita, atau sungai-sungai dan gunung-gunung kita.

Saudaraku

Dalam Islam, hukum mencuri itu jelas: haram. Hukuman yang paling terkenal bagi tindakan pencurian adalah potong tangan. Tapi, ulama berdebat: apa itu pencurian? Bagaimana Perbuatan yang bagian dari pencurian? Ulama tidak boleh hanya menyebut contoh. Harus ada definisi atau konsepsi yang disepakati ulama.

Selama ini sudah banyak definisi pencurian yang dirumuskan ulama. Ulama membedakan perampokan, pembegalan, pencurian. Bahkan, mencopet pun punya istilah dan hukumnya sendiri, dibedakan dari perbuatan mencuri secara umum. Pencurian bisa dibedakan dari konsekuensinya: ada yang berupa ganti rugi, dipenjara, atau potong tangan. Pencurian juga dapat dibedakan dari benda yang dicuri, atau dari motifnya.

Namun, ada satu yang tidak dibicarakan oleh ulama: bila yang dicuri itu “ruang hayat”, apa hukumnya?

Ruang hayat adalah ruang hidup bersama. Ruang itu ditinggali oleh masyarakat yang beragam, dengan mata pencaharian yang juga beragam: nelayan, petani padi, penyadap karet, pekebun, pemburu lebah; pohon dengan segala jenis dan manfaat; dan hewan dengan segala bentuk dan tabiat. Di ruang hayat itu, manusia hidup berdampingan dengan hewan dan pohon, dalam sebuah hubungan timbal balik yang unik. Ruang hayat membuat manusia berdaya, berbudaya, dan berdaulat.

Adikku yang kusayangi,

Engkau harus memahami bahwa saat ruang hayat masih lestari, manusia memiliki merdeka karena mereka tidak takut lapar. Mereka tahu cara bertani dan berburu. ia juga tahu cara memasak. Mereka tahu cara berbagi satu sama lain. Satu orang membagi cabai, lalu meminta tomat. Yang lain menukar garam dengan ketam. Tidak semua dinilai dengan uang. Semua orang saling membutuhkan dan saling membantu tanpa bergantung pada uang. Semua manusia tahu cara memanfaatkan kelapa sebagai sumber minyak rambut—sampo alami. Para Manusia tahu cara memintal benang dan membuat pakaian. Tidak bagus, memang, baju itu, dan tidak terendus tren fast fashion dunia, tapi itu pakaian bikin sendiri, berdikari.

Namun, ketahuilah, Ruang Hayat kita itu telah dicuri-curi sejak lama sekali, sampai sekarang. Ia dicuri oleh penjajah Belanda, Inggris dan Portugis: hasil alam dari ruang hayat kita digelondong sampai Eropa. Ia sempat dicuri oleh Jepang, dengan modus yang sama seperti penjajah sebelumnya. Sayangnya, pemerintahan Indonesia juga ikut-ikutan menjadi pencuri Ruang Hayat!

Caranya? Politisi menyetujui banyak proyek pembangunan yang menggusur ruang hayat. Semakin banyak proyek, makin banyak kesempatan korupsi. Ketika Korupsi Semakin Menjadi, Setoran kepada partai pun semakin menjadi. Dengan dana raksasa, partai dapat menang pemilu dengan mudah, untuk kemudian kembali mengulang pola di atas.

Maka dapatlah kita mengajukan pertanyaan: apa hukumnya mencuri Ruang Hayat? Lalu Bagaimana Menghukum Pencuri yang ternyata ia bagian dari sistem politik?

Tidak ada caranya, adik-adikku. Sayang sekali. Tapi setidaknya, sebagai pemilih pemula muslim Engkau bisa melakukan dua hal pada pemilu nanti. Pertama, nasehatilah penguasa dengan kritik. Penuhilah obrolan politik kita selama satu tahun ke depan dengan kritik terhadap pembangunan yang menghancurkan Ruang Hayat. Kedua, terlibatlah, atau dukunglah, usaha-usaha menggalang ide dan kekuatan politik untuk menawarkan aspirasi politik hijau—suatu politik yang lebih ramah lingkungan.

Surat ini adalah caraku mengajakmu sekalian, dan mengingatkan kita semua secara rutin, selama satu tahun ke depan, insyaallah. Mudah-mudahan kita semua sehat wal afiat, dan kita berhasil menghadirkan pemimpin yang paham ruang hayat dan mau berkomitmen menjaga lingkungan hidup kita agar tetap lestari.

Salam dariku,

AS Rosyid,
yang optimis pada kekuatan anak muda.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top